Berikut ini beberapa puisinya,
Terimalah Maafku
Menapaki panjangnya jalan
Sendiri tak berteman
Kurapuh dalam kesendirian
Dan terjatuh
Terjatuh ku menangis
Mengemis maafmu sahabat
Jalanku berujung curamnya jurang
terjal, seterjal hatimu
dalam, sedalam pilunya hati ini
Kurindui gelak tawa kita
Kurindui kebersamaan kita
Sahabat, terimalah maafku.
Sukabumi, 2004
Ilusi
Sosok pujaan dalam ilusi
Wajahnya kian sendu
Datang mengecup di mimpi
Mendekap bayangannya
Akankah imajinasiku terwujud?
Bibirnya kadang mengucap
Ia bagai air tanpa riak
Dinginnya bak salju abadi
Samudranya tenang
Dialah sosok ilusi yang abadi di hati
Sukabumi, 15 September 2004
catatan untuk puisi ini, saya tulis 2004 dan kemudian ilusi itu benar-benar terwujud paada tahun 2007 hingga sekarang hahahha....tidak seindah yang dibayangkan, dingin itu menyebalkan!!!!! Samudera yang terlalu tenang akan membahayakan kapal yg kau labuhkan, percayalah!!!!! Oleh karena itu berhati-hatilah dengan imajinasimu :)
Sang Juaara
Di benua Kangguru
Kesatria penunggang kuda besi beraksi
di atas jalanan abu phillip Island
yang menjadi saksi
di sepanjang tepiannya
berjuta pasang mata
menyaksikan dengan cucuran peluh
saat menerjang angin
saat hindari burung camar
saat ombak berdebur
Kesatriaku menjadi yang tercepat
Dikejar dan mengejar
Hingga lewati garis akhir
Ternobatlah juara sejatiku
Pertama untuk dunia
Hari ke 17 di bulan Oktober
2004 Masehi
Sabg flamboyan raih kemenangan
di usia 25 tahun, 17 bulan, 27 hari
bendera garputala berkibar bersamanya
19 Oktober 2004
Akui Saja
Kepolosan sang pendusta
sendu dibalik kepura-puraan
Menuang masamnya bibir
raut wajahnya adalah kejujuran
Membuka kebenaran muram
Akui saja!
mendambakan sang penggantung!
yg menciptakan kegundahan
yg lepaskan satu-satunya pegangan
menggantungkan tali rapuh
aku harap terputus
kenapa tak akui saja?
taburan kebencian pun bertambah
kau tak mau kalah dariku
Untukmu laki-laki itu!
bersama ketampanannya
bersama kedustaannya!
Aku dan dia setara bekas
Akui saja!
Begitu dahsyat maumu
lama-lama sisa cinta akan luntur
ambil saja!
langkah kepercayadirianmu memuakkan!
Sukabumi, 8 November 2004
Kalimat Terakhir
Cemasku tak kukenali
Alasan kosong ku tangisi
Putih hitam saat ku terusik
Malampun tak kuasa bujukku tidur
Amarahku terpendam
Mendapati salahnya diri
Aku tak mampu maafkan diriku
aku lelah berpikir
hilang kesadaran dan hilaf
pilih tuk lukai diri
Secepat cahaya terlintas pesan
Bisikkan murka
Tunukkan jalan pelarian sejati
Kalimat terakhirku "Pagi, aku tak kan bangun tuk senyumi indahmu lagi"
28 Juli 2004
No comments:
Post a Comment