Mati
Terdesak hingga tersedak
Terbatuk-batuk karena duri menusuk
Nyeri
Terisak-isak sambil merangkak
sgala buruk telah membusuk
mati
22 Desember 2010
Bagaimana?
Bagaimana aku harus berjalan dengan kaki pincang?
Bagaimana sku harus berpegang dengan tangan buntung?
Bagaimana aku harus bertahan dalam ketiadaan?
Pura-pura membaja dalam kerapuhan
13 Maret 2011
aku tidak pernah berani mengatakan bahwa aku ini seorang sahabat dari orang-orang baik yang merasa selalu menemaniku saat menangis dan tertawa dan mereka menamakan dirinya "sahabatku" siapapun itu....
karena ketika aku menjadi gadis kecil dengan pengalaman yang meragukan suatu hal yang seharusnya belum wajib ia pikirkan di masa itu.
Memori gadis kecil yang duduk di bangku sekolah dasar, ia mungkin seorang gadis kecil polos yang tak mengerti apa itu dewasa dan apa itu sahabat yang ia tau kejujuran, menerima apa adanya, saling mengingatkan ketika berdosa, mengajak pada kebaikan, ia hanya tau bahwa sahabat itu bertemu karena Allah dan berpisah juga karena Allah itu saja. kenaifan gadis itu membuatnya percaya bahwa sahabatnya adalah orang-orang disekitarnya yang baik kepadanya tapi ia menemukan bertolakbelakang antara definisi-definisi sahabat yang ia fahami dengan aplikasi dalam kehidupan, sahabat itu membantu melakukan keburukan, berbohong, mencontek, bergunjing, dan bermuka dua, hati nurani gadis itu menolak, seperti itukah sahabat?tanyanya dalam hati ia semakin ragu, lingkungannya bercerita bahwa sahabat itulah yang seiya sekata dalam melakukan yang baik ataupun tidak baik, mereka selalu bersama-sama, akhirnya karena nuraninya menolak ia berusaha untuk tidak sejalan dengan orang-orang yang mengaku shabatnya itu tapi ia malah dijauhi, ia malah diasingkan, hingga ia harus pindah kelas karena merasa sendiri di kelasnya. ternyata dibelangkangnya itu orang-orang yang mengaku sahabtnya menggunjingkan gadis itu, mngumpatnya, menuduhnya dengan berbagai tuduhan buruk, orang-orang yang mengaku sahabatnya itu mengadu dombakannya dengan sahabat lainnya, menuduh bahwa gadis kecil itu SOK CANTIK, SOK PINTER, CENTIL, BANYAK TEMEN COWOKNYA, RUMAHNYA JELEK, MISKIN, PELIT GA PERNAH MEMBERI CONTEKAN, SUKA IKUT-IKUTAN DLL, dengan berani tanpa main belakang maka gadis itu langsung menemui orang-orang yang telah mengumpatnya, ia menanyakan kenapa ia memuji di depan tapi menghina di belakang? bukankah kalian sahabatku?jadi seperti ini ketika tak bisa memberimu contekan atau aku tak bisa sejalan dengan kalian?tanyanya, apalagi gadis kecil itu lebih membenci ketika orang-orang yang mengaku sahabatnya itu ternyata menjelek-jelekkan orang tuanya. Gadis kecil itu hanya berpikir bahwa orang-orang disekitarnya hanya anak kecil tak mengerti sahabat, tak mengerti bagaimana untuk menjadi bijak. ia bertanya pada dirinya sendiri akukah yang salah karena tak seharusnya berpikir seperti ini, atau mereka memang tak pernah bijak melihat arti sahabat secara dangkal?
gadis kcil itu aku,ya sejak saat itu aku berhenti percaya sahabat
aku tetap meyakini bahwa sahabat sejati adalah berjumpa atas izin Allah dan berpisah karena NYA juga
sahabat bukan soal setia kawan, bukan soal saling membantu, atau ada ketika suka dan duka tapi MENGINGATKAN SAAT KITA TERGELINCIR PADA DOSA BUKAN BANGGA ATAS SEMUA ITU, Karena itu aku tidak berani mengatakan bahwa diriku ini sahabat, sahabat di mataku bukanlah soal berguna, baik, ada, royal, setia atau menerima, ya mungkin itu hanya sahabat dunia tapi bagaimana dengan sahabat akhirat, aku benar2-benar jauh dari kriteria itu, dalam lubuk hatiku aku tidak pernah mengakui siapapun sahabatku, begitupula pada diriku sendiri aku bukanlah seorang sahabat bagi orang yang mengaku sahabat bagiku, aku belum memenuhi kriteria itu, inilah pandanganku sejak aku duduk dibangku sekolah dasar, aku pernah skit hati ya, inikah yg membuatku skeptis, mungkin ya, aku tidak mudah mempercayai orang lain iya, tapi tidak mudah mengenalkan suatu pandangan kepada jiwa lain yang berbeda.
Kadang alu merasa sangat bersalah, orang-orang yang kusayangi termasuk teman-teman disekelilingku yang menobatkan dirinya sahabat bagiku tapi aku bukanlah sahabat baginya, aku pengecut, aku belum bisa untuk menjadi sahabat (menurut pandanganku). Aku krisis percayaan, tapi aku begini bukan berarti merekalah yang buruk, sama sekali tidak bukan mereka yang tidak benar, tapi pandanganku yang berbeda dalam memahami sahabat. sejujurnya dari sejak kecil inilah pandanganku, inilah prinsipku, aku tidak berani mngutarakan hal ini pada orang2 yang telah rela mengaku dan menjadi sahabatku, karena bagiku aku bukanlah sahabat siapapun, apakah aku bisa secara frontal mengatakan aku tidak percaya sahabat? bukan tidak percaya sahabat akan tetapi aku tau sahabat itu ada, tapi persepsiku terhadap artii sahabat itu sendiri berbeda, apalagi setelah menginjak bangku kuliah.mungkin karen aku dijejali pandangan bahwa teman? sioidaritas?"setelah bekerja, setelah berumah tangga itu akan musnah, itu hanya tipuan? sahabat itu dunia akahirat mengingatkan kita saat salah dan mengajak pada kebenaran, kalo pertemanan di sekolah itu hanya palsu, sejujurnya kalian hanya saling membutuhkan karena itulah dasar sifat makhluk sosial, seseorang mengatakan padaku suatu hari kalian akan saling menghilangkan diri karena sibuk duniawi, kecuali silaturrahmi yag mengikatkan kalian.
Ketika aku kecewa karena akhir akhir ini beberapa teman mengatakan oliv kemana aja?kok ga ngasih kabar?pacaran mulu sih? atau dengan tuduhan-tuduhan yang membuatku terpojok lainnya? omg astagfirullah...oh aku bukan teman yg baik karena aku sering tidak memberi kabar. aku jarang silaturrahmi, aku menghilang dan sebagainya...tapi ingatkah bukannya aku sudah bilang IBUKU SAKIT, ORG YG AKU SAYANGI SAKIT, AKU TIDAK MUNGKIN MEMIKIRKAN TEMANTEMANKU SEDANGKAN IBUKU SAKIT, BUKANNYA KU TIDAK PUNYA WAKTU TAPI APA KALIAN PERDULI KETIKA IBUKU SAKIT. KETIKA IBUKU SAKIT AKU MERASAKAN SAKIT PULA, KETIKA IBUKU MENGHAWATIRKAN ADIKKU AKU IKUT MERASAKANNYA PULA, MAAF JIKA AKU SIBUK DENGAN PIKIRANKU, MAAF JIKA AKU EGOIS KARENA HANYA MEMIKIRKAN ADIK-ADIKKU, KESAKITAN KU DAN IBUKU, tapi setelah aku memberi kabar buruk tentang ibuku sakit apa kalian juga perduli, apa kalian mengatakan oh cepet sembuh ya ibunya olive, moga cepet sehat...aku juga sakit dan tersinggung....tapi aku berfikir ulang...mungkin karen aku kurang perduli pada orang-orang di sekitarku oleh karen itu inilah yang kudapat, karena kurang bergunanya, malah merepotkan saja, maafkan aku, aku hanya berusaha berdiri sendiri bukan memperlakukan kalian seoalah tak berdaya, hidupku untuk mandiri, aku tak ingin diprasangkai tapi itu hak kalian karena itu tanda sayang kalian, mgkin krn persepsi yang berbeda saja.
Dunia..tahukah aku berselimut kain yang tercelup tinta hitam, aku bagai manusia renta yang terkuras tenaganya, aku butuh dijeruji besikan dan terlelap hingga raga memulih, biarkan sekali ini keegoisanku seperti gabus yang melayang diatas air , jangan tenggelamkan aku dengan logam2 receh yang tak penting, aku tidak ingin bercerita pada sesama manusia, aku takut dipenggal oleh mulut berpedangnya, jangan buat aku letih dengan kamar yang seperti kapal pecah, mengganggu titik fokus dari tugas-tugas kuliah...cukup aku sedang meradang aku tidak ingin berbagi keresahan atau kesulitan jngan tuduh aku menyianyiakan, membuang, aku sedang terbuang bagaimana mungkin aku bisa membuangmu wahai orang-orang yang kusayang, ini cuma mesin berputar yang tak bisa mundur, terkadang seorang individu membutuhkan keindividuannya itu saja....jangan salah faham aku hanya tidak ingin menjadi sebuah tugas berjibun bagi mahasiswa, atau kasus-kasus korupsi bagi KPK, atau bencana-bencana bagi Indonesia, nanti setelah badai ini berlalu aku akan tersenyum membawa hal positif dan bukan prasangka buruk, insyaAllah, doakan umurku panjang agar aku memilki kesempatan untuk lebih berdedikasi kepada kalian.
Menelanjangi Diri
Malam, aku bahkan lupa tanggal berapakah hari ini?
penting atau tidak itu hanya sebuah persepsi. Sebuah cara pandang meski tanggal sebuah titik tolak dimana akan dikenangnya sebuah rekaman hidup, namun terkadang sebagaian cara pandang menganggap tanggal hanya sebuah angka-angka kalender tapi bagiku tanggal adalah saksi bukti yang tidak dapat dipisahkan dengan sejarah, tanggal adalah sebuah penanda bagi sebuah peristiwa yang patut dikenang dan dimaknai
22 MEI 2010, ya ini tanggal beremas dan bermutiara, proses kefalsafahan hidup, ketika pemikiran tanpa gelombang yang melahirkan kebijaksanaan, tanggal yang menjadi sebuah penanda berharga dimana aku memulai kembali mewarnai hidupku diatas kanvas baru memilah dan memilih warna apa yang akan kutuangkan, keputusan untuk mejadi lebih berharaga sebagai manusia, di setiap detiknya aku bertahan dengan keyakinan positif untuk meredam kesakitan dan kebencian, warna hitam yang kerap menghiasi kanvas hidupku, meski bartahan hati tetap bersuasana seperti kembang api warna warni meski jauh di dalam lorong hati ini seperti gua sunyi yang gelap dan tak bertuan.
Ada yang hilang..hingga pikiran yang dialuni melodi lembut mozart dan vivaldi ini tertuang lewat pena yang berdansa dengan jariku dihamparan kertas yang sebelumnya terhujani air mataku. Sungguh atmosfir yang menggelora indah sepi, namun seolah ada energi yang menyeruak menyemangati hasrat impianku, begitu memukau kilau ruang indah diantara malam yang belum larut benar. Ternyata aku beruntung aku merasakan dan memiliki kehilangan untuk kesekian kalinya, haruskah aku menunggu yang lebih baik meraihku, tidak, aku tidak bisa mematung, aku tercipta ambisius, bergerak, berjalan, berdoa.
Membenci hal yang ku kejar dan kuraih awalnya berbentuk terasa diatas kulit ari ku lalu tiba-tiba menyublim ke udara, hanya meninggalkan aroma di penciumanku, tapi tak konkret
hingga aku yang tercipta dari caci maki mengulang hal itu pada apa yang menjadi hilang, meski masih terasa seperti hembusan angin......
tenggelam dalam lumpur trauma kah aku?, ini caranya untuk menguatkan aku? untung Si biang tercipta karena Tuhan, maka aku berusaha memaafkan kehilanganku...
Dunia...taukah begitu kuatnya aku, aku merasakan energi yang mebuncah dalam jiwaku
aku merasakannya..aku merasakan begitu kuatnya aku menerima realita yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, itu mustahil!!!
cara yang terbaik adalah bercermin,memperbaiki objek yang berada di cermin bukan cerminnya, karena cerminnya memang sudah retak, meski diperbaiki akan ada bekasnya...aku tak bisa membeli cermin yang baru, cermin hidupku cuma satu.
Kemudian aku belajar memaafkan hal yang mustahil hahah..., menerima, ikhlas dan tetap tersenyum optimis
yang menjadi garis hitam tebal adalah...keputusasaan yang menghancurkan...aku sumpah mati keputusasaan agar tidak pernah ada lagi dalam hidupku, apatis sialan!!!!!!!!!goblok!!!!!!!jngan pernah hinggap lagi dalam ranting hidupku!!!!!!!!!
Begitu hebatnya aku, kuat melewati jalan berbatu di tengah teriknya hari yang gersang. Kuberikan penghargaan pada diriku dengan menjadi lebih kuat, bukan karena kau..jngan bangga dulu!!!!!!!mudah-mudahan kau tidak mati dalam penyesalan, teman!!!!!haha teman???
terimaksih telah mendoakan agar aku semakin kuat!!!!!
Show to the world that you are a superwomen, you ca be an independent woman, be a success, i always support you, you are not alone, i'm here to hug you and i always beside you to travel the world and reach all goal in your life :D
let's start from this....travelling....
bismillahirohmanirrohim...Robbii, give us a chance to pass that day, that place, that experience to see your creations of the world....
whether I did the same thing as you do now?
I just shut up
but you open your mouth wide as if you were the true
I even apologized to you
I'm not completely wrong
and you are not completely correct
I know God is fair
and he has to show it
penghisap darah mengusik
menginjak ari, menusuk dengan jarum suntik
rumit dalam pikir pelik
intuisipun tak berbisik
ah aku terusik
di pintu sempit mencekik
ak tercekik
salah memetik
hingga kini musim berterik
masih tumbuh hati berpicik
aku terusik
aku tercekik
hati ini memekik
menunggu brisik bertitik
di sore dalam hujan rintik
damai doa meluap bersama mimpi tak bertitik
meredam dunia brisik
mematungkan diri dari pengusik
menulikan telinga dari bisik brisik
kini belakang hitam tak lagi kulirik
ku keringkan cairan pedih bening yang menitik
hingga menggema tawa asyik :D
berujunglah halusinasi dunia brisik
titik brisik
brisik bertitik
Olivia Febriani
Sukabumi, 3 Juni 2010