Sejak kecil saya ingin sekali bisa menarikan tarian ballet namun sayangnya keadaan tidak mendukung, poor me! Sampai ketika saya menonton film The Black Swan saya semakin terkagum-kagum melihat seorang gadis yang dengan gemulainya menari, benar-benar gerakan angsa yang cantik. Film the Black Swan ini menarik hati saya karena ceritanya mengenai seorang penari ballet yang dituntut dapat memerankan dua kepribadian yaitu menjadi angsa putih dan angsa hitam, film dengan tema masalah psikologi. Saya melihat tokoh utama yang bernama Nina (Natalie Portman) merupakan sosok yang lemah, di usianya yang 28 tahun ia masih diperlakukan seperti gadis 8 tahun, Ibunya terlihat sangat terobsesi dengan karier anaknya, sehingga anak menjadi korban. Mungkin pada awalnya seorang anak yang terlalu dikekang akan menjadi anak manis penurut seperti tokoh Nina ini akan tetapi lama-lama ank tersebut akan memberontak juga, dalam film The Black Swan ini Nina akhirnya melawan Ibunya sendiri, Menurut saya pribadi Nina yang berkeinginan untuk menjadi sempurna itu adalah didikan dari Ibunya, karena menjadi pribadi yang perfeksionis ketika ia menhhadapi keadaan yang tak bisa ia kendalikan maka Nina menjadi sangat ketakutan, misalnya ketika ia terlalu takut peran Black Swan itu digantikan oleh Lily, dalam bayangannya Lily adalah lawannya, pikiran negatifnya membawanya ke dalam perlakuan yang berbahaya, ia menjadi pribadi yang kadang merugikan dirinya sendiri akibat pikran negatifnya itu. Sebuah film psikologi yang menarik dengan memakai latar belakang dunia ballerina.
Awal Mula Ballet
Awal mula tarian Balet ini yaitu pada acara pertemuan para kaum ningrat Italia di masa reinessance. Kemudian tarian indah ini dikembangkan dalam ballet de cour, sebuah dansa sosial yang diiringi musik, pidato, berpuisi, nyanyian, dekor, dan kostum oleh para ningrat Prancis. Selanjutnya Ballet ini berkembang sebagai seni tersendiri di Prancis pada masa pemerintahan raja Louise XIV yang memang sangat mencintai seni tari dan bertekad untuk memajukan kualitas seni tari pada masa itu. Sang raja mendirikan Académie Royale de Danse pada tahun 1661, dan pada tahun yang sama, balet komedi karya Jean-Baptist Lully ditampilkan. Bentuk balet pada mulanya berupa sebuah seni panggung dengan adegan-adegan yang berupa tarian. Lully lalu mendalami balet opera dan mendirikan sekolah untuk mendidik penari balet profesional yang berhubungan dengan Académie Royale de Musique. Di sekolah tersebut, sistem pendidikannya berdasarkan tata krama ningrat sesuai dengan awal mulanya bahwa ballet ini terlahir dari kaum ningrat. Saat memasuki abad ke-19 ketika terjadi banyak perubahan sosial di Eropa, maka perubahan inipun mempengaruhi pada tari ballet.
No comments:
Post a Comment