SIAPA YANG LEBIH TERLUKA?
apa tidak cukup darah-darah itu bagimu?
apa yang ingin kau munculkan dari kotak biru itu?
apa tak sia sia kau umbar rahasia dalam rahasia?
Bias sekali peran yang kau mainkan
Putih bukan, hitam pun tidak
Sehancur apakah bangunan hidupmu itu?
kau berteriak hancur hingga tersungkur
padahal aku diam diam menjerit sakit
Tidak bisakah kau lihat awan kelabu di mataku
mungkin ini pelangi palsu dalam senyumku
bukankah itu demi menutupi pondasi pencakar langitmu yang sebenarnya akan runtuh?
belas kasih pun mulai mengeropos karena dilapisi dusta
tak sadarkah kau ciptakan monster dalam batinku?
tapi iman menyisakan seberkas cahaya
menuntun pada yakinnya keadilan sang pencipta
kita ini berputar dalam roda
mungkin pencekik kini sedang tercekik
keprcayaan sudah tercerabut
akuilah kita ini pengecut
jangan biarkan emosi tersulut
bukankah memaafkan tak kan membuat hati menyusut
biarkan waktu menggerogoti tumor benci di hati kita
menggerus keindahan luka
melumurinya dengan garam dendam dan cuka
jeritkanlah perih itu hingga aku mengiba
aku tak kan tertawa, aku bukan si tega
Sukabumi, 13 Mei 2013